Selasa, Januari 05, 2010

Hujan Methan Airi Sungai Titan

Lihat Biografi
http://www.newscientist.com/data/images/ns/cms/dn6910/dn6910-1_557.jpg 
       Tim ilmuwan mengkukuhkan keberadaan air dalam bentuk es di permukaan Titan. Saat mengajukan hasil analisis terperinci pertama terhadap data kiriman pesawat Huygens, tim peneliti mengatakan, juga ada bukti hujan dan cairan mengalir di permukaan bulan tersebut.
Hujan methan cair itu mengairi kanal-kanal sungai, danau, kali, dan sumber air di permukaan bulan Saturnus, Titan, seperti yang terlihat dari gambar kiriman pesawat angkasa luar Huygens. Ilmuwan juga memperoleh data dari Huygens yang diperkirakan hilang akibat gangguan komunikasi.
Tanggal 14 Januari, pesawat angkasa itu mendekati atmosfir Titan, dan mengirimkan data ilmiah, termasuk gambar-gambar yang menakjubkan, ke pusat pengendali misi di bumi. Tim ilmuwan menjelaskan hasil-hasil terbaru analisis mereka dalam jumpa pers di Paris, Perancis hari Jumat.
Air yang terkurung di Titan itu, dalam bentuk es, yang sebagian besar berada di bawah tanah. Namun, sebagian air, yang mungkin merupakan akibat kegiatan vulkanik, tampak mendesak es ke tepi pegununungan. Potret-potret baru dari wahana angkasa luar, Huygens, memperlihatkan, air hujan menggeser es itu terlepas dari tepi gunung, sehingga membentuk bola-bola salju di dataran Titan.

Proses ini menghasilkan kanal-kanal yang terlihat jelas, tempat zat air mengalir secara berkala. Salah seorang peneliti senior, Profesor Marty Tomasko menggambarkan rincian dalam gambar itu. "Ini adalah bukti hujan, dan bahan berwarna gelap di dasar kanal itu mungkin asap kabut fotokimia yang turun dari atmosfir, menyelimuti seluruh permukaan, dan menghilang di puncak perbukitan."
Dan, menurut Tomasko bukit-bukit ini, bukan terbuat dari bongkahan-bongkahan silikat, seperti di bumi, tetapi dari es yang sangat beku. Hujan itu bukanlah dalam bentuk air, tapi dalam bentuk gas alam cair, methan. Dan, tidak ada tanda-tanda keberadaan samudera methan.
Tampaknya gas cair itu terserap ke tanah, dan kemudian menguap kembali ke atmosfir. Yang mengejutkan mengenai Titan adalah bagaimana sebagian proses lingkungan di sana sangat mirip dengan proses lingkungan di bumi. Dengan mencari perbedaan dan persamaan kedua planet, ilmuwan berharap bisa mengkaji lebih baik tentang bagaimana bumi mengalami evolusi, dan bagamaina kehidupan mulai terbentuk.

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JSIiysNe

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JNBpubYr

0 komentar:

Bookmark and Share