Jumat, Januari 08, 2010

Nilai Unas 100 tapi Nakal, Tidak Lulus, Mendiknas: Ada 4 Syarat Kelulusan

http://219.83.122.194/web/images/stories/m-nuh_copy.jpg 
Jakarta-Surya- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh memastikan, pemerintah tetap akan menyelenggarakan ujian nasional (Unas) untuk tahun ajaran 2010. Hal ini dikatakan oleh M Nuh usai melakukan rapat terbatas jajaran Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dengan Presiden SBY di Kantor Presiden, Kamis (7/10).
Nuh mengungkapkan, ada beberapa perubahan terkait pelaksanaan ujian nasional ini. Yang menarik, dalam penjelasan Mendiknas, siswa yang berkelakuan jembret (buruk) meski lulus ujian nasional, tetap dinyatakan tidak lulus. Ada empat syarat bagi siswa yang
kemudian dinyatakan lulus, kata dia.

“Yang jelas, yang dipakai landasan menentukan kelulusan ada empat syarat, yang harus dipenuhi secara keseluruhan. Pertama, siswa telah menyelesaikan seluruh program pendidikan. Maksudnya begini, kalau ada anak kelas dua, dia pintar sekali tapi belum pernah kelas III, terus ikut unas, dan nilainya bagus, maka dia tetap belum lulus karena dia belum menyelesaikan seluruh program pendidikannya,” kata Nuh.
Syarat kedua, sekolah meluluskan atau memberikan kelulusan pada anak yang terkait dengan tata krama, budi pekerti, akhlak dan moral. “Kalau ada anak yang nakalnya bukan main, di luar batas- batas kewajaran, meskipun nilai ujian nasionalnya sebagus apapun, dia tetap nggak lulus,” kata menteri asal Surabaya ini.
Ia lantas memberi perumpanaan,”Jika ada siswa yang nilai ujian nasionalnya 100, tapi kalau akhlaknya buruk, maka dia tidak bisa lulus.”
Syarat ketiga, mata pelajaran yang diujikan sekolah harus lulus, serta syarat keempat kelulusan adalah lulus ujian nasional itu sendiri.

Mendiknas kemudian meminta kepada semua pihak untuk tidak menjadikan seakan-akan unas sebagai hal yang menakutkan. Ia tidak sepakat bila ada yang mengatakan, Unas hanya membuat anak (siswa) menjadi stres.
“Unas membuat anak stress? Saya bilang tidak usah anak-anak, sampeyan sendiri kalau menghadapi ujian juga stres. Yang penting, kita bisa mengelola potensi kemampuan psikologis kita untuk menghadapi stres itu,” jelasnya.
“Karena itu, kita tidak usah khawatir. Kita sudah masuk dalam kompetisi global. Nah kalau untuk kompetisi nasional seperti unas saja, kita sudah menolak-nolak, takut, ndak mau. Terus kapan bisa menang kompetisi global.”.

Nuh menegaskan, pelaksanaan Unas tahun 2010 ini selain ada ujian utama, juga akan diadakan ujian susulan bila siswa berhalangan karena sakit atau sebab lainnya. Kepada siswa yang tidak lulus juga diberikan jeda waktu selama satu bulan untuk mempersiapkan diri, belajar lagi dan pemerintah akan memberikan ujian ulang bagi mereka.
“Yang diulang, boleh mata pelajaran yang tidak lulus, atau boleh mata pelajaran secara keseluruhan. Dengan adanya ujian utama, susulan dan ujian ulang ini, insya Allah sudah mengakomodasi apa yang menjadi perhatian, concern masyarakat secara keseluruhann terkait Unas, ” jelas mantan Rektor ITS Surabaya ini.
Terkait soal putusan kasasi MA beberapa waktu lalu yang membatalkan Unas?
Mendiknas menjawab tidak ada satu pun dalam putusan yang meminta agar Unas distop. Dalam putusan itu, kata Mendiknas, pemerintah hanya diminta untuk melakukan perbaikan terhadap kualitas Ujian Nasional.

Sementara itu, pengamat pendidikan Daniel M Rosyid sepakat jika nilai Unas hanyalah salah satu faktor penentu untuk kelulusan siswa. Hanya saja, dalam praktik, saat ini Unas telah menjadi faktor yang sangat dipentingkan dalam penentuan kelulusan. Sementara faktor-faktor lain seperti budi pekerti yang baik, umumnya dikesampingkan dalam mempertimbangkan kelulusan siswa.
Kata Daniel, selama ini hanya sedikit sekolah yang menentukan kelulusan siswa berdasarkan faktor-faktor lain di luar nilai Unas. Biasanya, jika nilai Unas memenuhi standar kelulusan, siswa yang bersangkutan langsung ditetapkan lulus, tak peduli apapun catatan kelakuannya.
Diperkirakan Daniel, bisadihitung jari jumlah siswa yang tidak diluluskan karena budi pekertinya buruk meskipun dia berhasil dalam Unas.

Sebetulnya, Sebagai Penasehat Dewan Pendidikan Jatim, ia pernah menyampaikan agar Unas tidak lagi dijadikan syarat kelulusan. “Unas untuk evaluasi saja, yang hasilnya angka-angka saja. Bukan untuk syarat kelulusan,” tambah Daniel yang juga rekan M Nuh.Yat/rey

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JSIiysNe

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JNBpubYr

0 komentar:

Bookmark and Share