Jumat, April 30, 2010

Hasil UN SMA/SMK/MA Tahun 2010

Di Jember

741 Siswa SMA/SMK Jember Tak Lulus UN

Jember – Sebanyak 741 siswa SMA dan SMK di Kabupaten Jember tidak lulus ujian nasional 2010. Rinciannya siswa SMA yang tidak lulus hingga harus mengulang sebanyak 267 orang dan 474 siswa SMK.
Kepala Bidang SMP,SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, mengaku jumlah siswa yang harus mengulang lebih banyak dari SMK. “Untuk SMK harus diakui, butuh banyak perbaikan lagi,” kata Tatang kepada wartawan, Senin (26/4/2010).
Mereka yang tidak lulus, bisa mengulang pada 10-14 Mei mendatang. Oleh karena itu, dia meminta agar para siswa yang tidak lulus belajar lebih baik untuk mengikuti ujian ulangan.
Jumlah peserta Unas SMA/SMK sebanyak 13.329 siswa, sehingga jumlah siswa yang tidak lulus prosentasenya mencapai 2,68 persen untuk jurusan IPA, jurusan IPS sebanyak 4,37 persen, jurusan Bahasa sebanyak 3,23 persen dan SMK sebanyak 8,24 persen.
“Dan alhamdulillah, jumlah kelulusan naik jika dibandingkan tahun lalu,” jelas Tatang lagi.
Nilai tertinggi UN jurusan IPA di Jember diraih oleh siswa SMAN 1 Jember Rizal Ghaffar Alrasyid dengan nilai 56,85 dan jurusan IPS diraih oleh Dina Bhakti Pratiwi dengan nilai 54,75 juga dari SMA Negeri 1 Jember. Sedangkan nilai tertinggi SMK diraih oleh Laila Rahmadani dengan nilai 43,93, siswa SMK Farmasi Jember.  

Di Mandailing Natal

Lulus 100 Persen, Kepala Sekolah Sujud Syukur

Liputan6.com, Mandailing Natal: Siapa yang paling bangga kalau siswa lulus Ujian Nasional? Tentunya para guru didik. Seperti kebanggaan yang tampak pada empat kepala sekolah di Mandailing Natal, Sumatra Utara. Saat mengetahui murid didik mereka lulus UN seratus persen, spontan para kepala sekolah ini sujud syukur di teras dinas pendidikan setempat, Senin (26/4). Tahun ini, kelulusan ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di Mandailing Natal sebesar 92,2 persen. Angka ini menurun dua persen dibanding tahun lalu.
Sementara di SMA Negeri 2 Ciamis, Jawa Barat, tak ada konvoi keliling kota apalagi corat-coret baju seragam. Pengumuman UN diadakan di masjid sekolah. Ketegangan memuncak saat kepala sekolah mengumumkan hasil kelulusan. Begitu tahu semua siswa lulus ujian, tangis bahagia menyeruak. Para siswa juga ramai-ramai melakukan sujud syukur. Data yang dihimpun SCTV, dari total 4.548 siswa yang ikut UN di Ciamis, terdapat 122 siswa tidak lulus UN.

Di Kendari

Rayakan Lulus UN, Siswa SMA Dibugili Polisi

INILAH.COM, Kendari – Siswa SMK Negeri 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, merayakan kelulusan ujian nasional dengan mencoret baju seragam. Polisi pun menggelar razia atas aksi itu.
Razia yang dilakukan polisi adalah dengan membuka paksa baju siswa SMA yang dicoret-coret itu. Akibatnya, banyak siswa yang setengah bugil di Kendari, Senin (26/4).
Siswa memprotes tindakan polisi. Menurut siswa, tindakan polisi itu merupakan bentuk pelecehan. Namun demikian, protes itu tak menghalangi operasi razia itu.
Sementara Polres Kendari mengaku sengaja neggelar operasi razia tersebut. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah aksi konvoi siswa yang merayakan kelulusan di jalan raya.

Di Jayapura

Hah! Hanya Satu Siswa yang Lulus UN di Jayapura

(inilah.com/Agung Rajasa)
INILAH.COM, Sentani – Tingkat kelulusan ujian nasional (UN) untuk murid SMA tahun ajaran 2009/2010 di Kabupaten Jayapura anjok karen ada satu sekolah di Sentani hanya meluluskan 1 orang siswa.
Ketua panitian Ujian Nasional (UN)Kabupaten Jayapura Krsno Purba mengungkapkan ada dua sekolah yang tingkat kelulusannya sangat rendah yaitu SMA Filadelfia dan SMA Yayasan Perguruan Tinggi Kristen (YPKA) 2 Sentani. “Yang paling rendah adalah SMA YPK 2 Sentani hanya satu orang yang lulus dari 133 peserta ujian, sementara SMA Filadelfia 38 siswa yang akan mengulang dari 75 peserta ujian,” katanya di Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Senin (26/4).
Ia mengatakan, presentase kelulusan di SMA YPK 2 Sentani adalah 0,5 persen dan secara keseluruhan tingkat kelulusan di Kabupaten Jayapura tahun ini sangat mengecewakan. Tingkat kelulusan untuk tingkat SMU 68,81 persen dengan 1744 peserta ujian dari 18 sekolah, sementara SMK 93,93 persen dengan peserta ujian 313 peserta ujian dari lima sekolah.
Nilai tertinggi untuk jurusan Bahasa adalah 9,80 dengan mata pelajaran Bahasa Asing, IPS 9,00 dengan mata pelajaran matematika dan Bahasa Ingris, dan IPA adalah 10 dengan mata pelajaran matematika. Untuk ujian susulan bagi siswa yana mengulang adalah sesuai jadwal nasional dilangsungkan pada 10 Mei, namun khusus Provinsi Papua baru dilaksanakan 17 Mei dan khusus Kabupaten Jayapura ujian susulan dipusatkan di Sentani

Di Surabaya

INILAH.COM, Surabaya – Perayaan kelulusan siswa SMA tak hanya dilakukan di jalan raya. Beberapa siswa SMA tampak merayakan dengan pesta sex di sebuah taman.


Pemandangan itu tampak di kawasan Kenjeran Park, Surabaya, Senin (26/4). Pasangan muda-mudi terlihat bermesraan di pojok taman. Ada yang hanya berpegangan tangan saja. Tapi ada pula yang saling berpangku dengan tangan si cowok meraba bagian vital si cewek.
Pemandangan berbeda justru tampak di losmen. Suasana begitu sepi. Hanya tampak sepasang dua pasangan yang booking kamar. “Dari dulu kalau Senin memang sepi, Mas. Meski saat ini perayaan kelulusan SMA enggak pengaruh,” kata Totok, salah seorang pedagang di sekitar losmen.
Diperkirakan sore jelang petang nanti, makin banyak siswa SMA yang akan masuk ke kawasan Kenjeran Park. Sebab, di pintu masuk sudah bergerombol siswa-siswi SMA yang menggenakan seragam sekolah yang sudah dicorat-coret. [beritajatim.com/mut]

Di Cirebon

Tunggu Kelulusan, Ratusan Siswa Serbu Kantor Pos

CIREBON – Tidak sabar ingin mengetahui hasil pengumuman kelulusan UN, ratusan siswa SMA Negeri 1 Dukupuntang menyerbu Kantor Pos Sumber, Cirebon, Jawa Barat.Surat kelulusan yang belum sempat dikirimkan tersebut akhirnya oleh pihak kantor pos dibagikan di tempat. Begitu menerima hasil Ujian Nasional (UN), ekspresi yang ditimbulkan para siswa SMA Negeri 1 itu beragam. Sejumlah siswa langsung menangis histeris, sementara kesedihan tak dapat disembunyikan dari wajah siswa yang tidak mendapat surat, karena otomatis mereka dinyatakan tidak lulus.
Untuk yang tidak menerima surat, pegawai Kantor Pos menyarankan kepada mereka untuk menghubungi pihak sekolah untuk menanyakan hal itu.
Kurang lebih dua jam, Kantor Pos Sumber masih terus didatangi siswa yang ingin mendapat kepastian kelulusan. Akibatnya petugas pos telat mengantarkan surat ke rumah siswa-siswa lainya.
“Sebenarnya surat-surat sudah siap diantarkan, tapi diserbu ratusan siswa jadi kami telat mengantarkan surat-surat untuk siswa lainnya,” ujar salah seorang petugas PT Pos Siswandi di lokasi, Senin (26/4/2010).
Sebanyak 30 orang dari 188 peserta UN SMA Negeri 1 Dukupuntang dinyatakan tidak lulus. Siswa yang tidak lulus terdiri dari 22 siswa jurusan IPA dan 8 siswa jurusan IPS.
Ditemui terpisah, Kepala SMAN 1 Dukupuntang Oso Rohjana mengaku kaget dan terpukul dengan kenyataan tersebut. “Terus terang kaget karena selama ini kami telah berusaha secara maksimal untuk menyukseskan UN,” ungkap Oso.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon Dudung Mulyana mengatakan hasil UN SMA/SMK di Kabupaten Cirebon secara keseluruhan hasilnya cukup baik. Jumlah siswa tidak lulus sebanyak 456 siswa SMA dan 98 siswa SMK.
“Bagi yang belum lulus tidak usah berkecil hati karena bisa ikut ujian susulan 5-10 Mei mendatang. Untuk itu harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh,” pungkas Dudung.

Di Sumut (Medan)

9.844 Siswa di Sumut Tak Lulus – Pemerintah Segera Gelar UN Ulang.

Hasil Ujian Nasional (UN)  tahun 2010 diumumkan serentak Senin (26/4) hari ini. Sebanyak 9.844 atau 5,26 persen siswa dari 186.845 peserta Ujian Nasional (UN) di Sumut dinyatakan tidak lulus. Dari jumlah itu 1.940 di antaranya siswa Kota Medan.
Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Drs H Bahrumsyah MM mengatakan, persentase kelulusan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu  yang mencapai 98 persen. Sementara tahun ini hanya 94.74 persen saja. Artinya, tahun siswa yang tidak lulus meningkat.
Bahrum mengakui, salah satu faktor meningkatnya ketidaklulusan itu kekosongan kursi kepala sekolah atau rangkap jabatan. Menurutnya, kepala sekolah memengaruhi terhadap suatu proses pembelajaran, sebab kepala sekolah itu diberi wewenang untuk memenej,  mengatur dan membina sekolah termasuk guru-gurunya melakukan persiapan, proses belajar mengajar  dan evaluasi atau menilai kemampuan peserta didiknya. “Selain faktor pengaruh rangkap jabatan, meningkatnya ketidaklulusan itu juga disebabkan kemampuan siswa dan persiapan minim sekolah,” katanya.
Meski prihatin, namun Bahrum menilai tingkat kujujuran sudah mulai terlihat, sebab dari hasil itu tergambar daerah mana yang kurang dan perlu perhatian serta peningkatan untuk tahun 2011.
Ketua Penyelenggara UN Sumut Anang Wibowo menyebutkan, tingkat ketidaklulusan tahun ini didominasi siswa dari sekolah menengah kejuruan (SMK), sama seperti tahun sebelumnya. Siswa SMK yang tidak lulus sebanyak 5.044 dari total 9.844 peserta. Sedangkan siswa SMA 3.436 siswa dari 101.987 peserta dan siswa sekolah madrasah aliyah (MA) sebanyak 1.364 dari 19.771 peserta UN.
Ujian Ulang
Bagi siswa yang tidak lulus UN tidak perlu cemas. Ternyata mereka masih bisa mengikuti UN ulangan pada 10, 11, 12, dan 14 Mei. Khusus di Medan, pada 12 Mei bertepatan dengan Pilkada. Karena itu pihaknya akan memberikan surat edaran jika ada perubahan dari tanggal yang ditetapkan, sebab petunjuk itu datang dari pusat. “Karena itu para siswa yang tidak lulus jangan larut dengan kesedihan karena masih ada kesempatan mempersiapkan untuk UN ulangan,” ujar Anang.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD Medan, Juliandi Siregar, mendesak agar kepala sekolah yang masih lowong di berbagai daerah didefenitifkan. Selain itu metode pengajaran perlu diperbaiki dan kinerja kepala Dinas Pendidikan Medan juga perlu dievaluasi.
Sedangkan Ketua Komisi B DPRD Medan, Irwanto Tampubolon justru menilai menurunnya angka kelulusan di Medan hal positif karena mengindikasikan pengawasan yang diberikan dalam penyelenggaraan UN belum lama ini jauh lebih baik dari sebelumnya.

Di Padang (Sumatera Barat)

PADANG – Masih Trauma Gempa

PADANG - Bencana gempa, tampaknya berdampak terhadap prestasi Ujian Nasional (UN) Kota Padang tahun ini. Buktinya, tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK Kota Padang pada UN utama menurun cukup signifikan ketimbang tahun lalu.  Dinas Pendidikan Kota Padang mencatat, untuk hasil UN utama SMA Jurusan IPA tingkat kelulusannya  90,21 persen, atau menurun 9,38 persen dari tingkat kelulusan UN tahun lalu yang mencapai 99,59 persen.

Pada Jurusan IPS, lebih parah lagi. Jika tahun lalu tingkat kelulusan mencapai 98,57 persen, ternyata tahun ini turun menjadi 85,90 persen. Begitu  pula tingkat kelulusan SMK yang hanya mencapai 69,62 persen.Menyoal siswa yang tak lulus, untuk SMA Jurusan IPA, dari total peserta 3.953 siswa, yang tak lulus 184 orang, dengan nilai rata-rata kelulusan 7,54. Sedangkan untuk Jurusan IPS, dari total 4.317 siswa, yang tak lulus mencapai 381 orang, dengan nilai rata-rata 7,13.

“Untuk SMK, dari total peserta UN 4.169 orang ternyata yang tak lulus mencapai 1.153 siswa atau sekitar 30,38 persen siswa tak lulus,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Bambang Sutrisno didampingi Kasi Kurikulum Azizi Muchtar. Sedangkan untuk peserta ujian pendidikan agama, dari total peserta 118 siswa, yang lulus adalah 113 siswa, sementara lima lainnya tak lulus.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor menurunnya tingkat kelulusan siswa tahun ini, salah satunya karena dipercepatnya jadwal UN. “Tahun kemarin dilaksanakan bulan Mei, tahun ini bulan Maret, mungkin hal ini mempengaruhi kesiapan siswa,” kata Bambang.
Namun bagi yang tak lulus, lanjut Bambang  masih ada kesempatan untuk ikut UN ulangan pada pertengahan Mei mendatang. Dia berharap semua siswa tak lulus bisa belajar lagi untuk mempersiapkan diri mengikuti UN ulangan.
“Kami tentu berharap semua siswa lulus UN tahun ini,” tandasnya.Tentang cara pemberitahuan kepada siswa ihwal lulus atau tidaknya mereka, Azizi menjelaskan, hal itu diserahkan kepada masing-masing sekolah. Sebab, untuk menentukan seorang siswa lulus UN, juga mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya nilai ujian semester, ulangan harian, dan karakteristik siswa di sekolah.
“Jadi hasil UN ini dirapatkan oleh pihak sekolah hari ini (kemarin-red), dan dipertimbangkan juga indikator lainnya untuk menunjang kelulusan mereka,”kata Azizi. Tapi, apapun yang terjadi, dia berharap siswa menerima dengan lapang dada, jika lulus tentu mempersiapkan diri untuk pendidikan selanjutnya, kalau tidak lulus tentu mempersiapkan diri untuk UN ulangan.
Sementara itu, sejumlah siswa peserta UN SMA yang ditemui Padang Ekspres mengakui, untuk tahun ini masalah yang paling mendasar dalam pelaksanaan UN adalah kenyamanan dan masih adanya trauma siswa pascagempa.
“Saya masih sedikit trauma gempa, Kak. Jadi pas UN kemarin masih agak cemas, apalagi saya UN di lokal darurat,” kata Andi, 16 siswa dari salah satu SMA favorit di Kota Padang. Dia berharap hasil UN yang diterimanya hari ini memuaskan, sehingga Andi tak perlu mengulang pada UN ulangan Mei mendatang.(lia/aj/jpnn)

Di Jawa Timur

16.337 Pelajar SMA/SMK di Jatim tak Lulus UN, Harus Mengulang

SURABAYA–Sebanyak 16.337 pelajar SMA/MA/SMK di Jawa Timur dinyatakan tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun ini. “Tapi, mereka yang tidak lulus UN Utama dan UN Susulan dapat mengikuti UN Ulang pada 10 Mei,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Suwanto di Surabaya, Minggu.
Menurut dia, pelajar SMA/MA/SMK yang mengikuti UN 2010 di Jatim sebanyak 344.908 orang meliputi 206.595 pelajar SMA/MA dan 138.313 pelajar SMK. “Mereka yang dinyatakan tidak lulus dalam pengumuman UN pada 26 April adalah 6.555 pelajar SMA/MA dan 9.782 pelajar SMK,” katanya.
Secara persentase, pelajar SMA/MA yang tidak lulus mencapai 3,17 persen, sedangkan pelajar SMK yang tidak lulus mencapai 7,072 persen, sehingga pelajar SMA/MA/SMK yang tidak lulus UN 2010 mencapai 5,12 persen.
Ia mengatakan jumlah itu masih ditambah dengan 117 pelajar dari SMA Luar Biasa, namun 117 pelajar SMA LB itu tidak seorang pun yang harus mengulang. “Dibandingkan dengan tahun ajaran 2008/2009, ada penurunan untuk pelajar SMA/MA yang tidak lulus, karena tahun ajaran 2008/2009 tercatat 206.160 pelajar SMA/MA yang mengikuti UN dengan 9.223 orang (4,47 persen) tidak lulus,” katanya.

Peringkat daerah

Suwanto mengatakan, pelajar dari Surabaya tidak masuk ke dalam peringkat 10 besar, kecuali untuk jurusan IPS, sedangkan jurusan Bahasa dan IPA kalah dengan daerah lain.Peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan Bahasa adalah Tuban, Bangkalan, Bojonegoro, Sidoarjo, Nganjuk, Gresik, Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Pamekasan, dan Jombang.
Untuk peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan IPS adalah Sidoarjo, Lamongan, Tuban, Gresik, Tulungagung, Kota Mojokerto, Surabaya, Kota Pasuruan, Trenggalek, dan Bojonegoro.
Sementara peringkat “10 besar” SMA/MA jurusan IPA adalah Sidoarjo, Kota Probolinggo, Tuban, Lumajang, Tulungagung, Lamongan, Kota Mojokerto, Trenggalek, dan Kota Pasuruan. Khusus SMK, peringkat “10 besar” adalah SMK Bina Farma Madiun, SMK PGRI 3 Lamongan, SMK NU Lamongan, SMK Farmasi Sekesal Surabaya, dan SMKN 1 Pungging Mojokerto.
Selanjutnya, SMK Muhammadiyah 1 Lamongan SMK Wahid Hasyim Bangil, SMK Islam Tikung Lamongan, SMKN 2 Buduran Sidoarjo, dan SMK Telkom Sandy Putra Malang.
Peringkat pelajar
Data peringkat pelajar untuk “tiga besar” SMA jurusan bahasa adalah Zainur Rahmah (SMAN 2 Nganjuk dengan nilai UN 53,20); Trias Desy Aristanty (SMAN 1 Malang dengan nilai UN 52,90); dan Ria Hapsari Dewi (SMAN 2 Nganjuk dengan nilai UN 52,70).
Peringkat pelajar untuk “tiga besar” SMA jurusan IPS adalah Dina Bakti Pertiwi (SMAN 1 Jember dengan nilai UN 54,75); Erik Kurniawan (SMAN 1 Krian dengan nilai UN 54,50); dan Anna Bella Ayu Vidhanti (SMAN 1 Jember dengan nilai UN 54,40).
Untuk “tiga besar” SMA jurusan IPA adalah Muhammad Wildan Rabbani Kurniawan (SMAN 1 Gresik dengan nilai UN 57,20); Jauharil Wafi (SMAN 1 Taman dengan nilai UN 57,10); dan Dedi Aditama (SMAN 2 Lamongan dengan nilai UN 56,90).
Peringkat “tiga besar” untuk SMK adalah Achmad Faiz Bazar (SMKN 1 Bangil dengan nilai UN 46,55); Deddy Novian Prastiaji (SMK Bina Farma Madiun dengan nilai UN 46,29); dan Muhammad Lutfi Ade Saputra (SMK Muhammadiyah 1 Lamongan dengan nilai UN 45,80).

Di Jakarta

Pengumuman Kelulusan SMAN 34

Lulus atau Tidak? Cek di Internet!

KOMPAS.com/Caroline Damanik
Suasana SMA Negeri 34 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan tampak sepi pada hari pengumuman kelulusan Ujian Nasional.

JAKARTA, KOMPAS.com – Halaman SMA Negeri 34 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan tampak sepi di hari pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN), Senin (26/4/2010) pagi. Tak ada keramaian yang lazim tampak di detik-detik melihat pengumuman kelulusan atau tidak. Ternyata, sekolah diliburkan hari ini, baik siswa kelas X, XI dan XII.Berdasarkan surat pemberitahuan resmi dari pihak sekolah yang ditempel di sebuah papan tulis di balik gerbang masuk, Kepala Sekolah Hj. Lestari memang meminta siswa untuk tidak masuk sekolah. “Dengan hormat, sehubungan dengan adanya Rapat Kelulusan dan Workshop SKM Guru dan Karyawan, Senin, 26 April 2010, siswa Kelas X, XI dan XII belajar di rumah,” demikian bunyi pengumuman tersebut. Di sampingnya, tertulis bahwa pengumuman kelulusan dapat dilihat di website resmi SMA Negeri 34 Jakarta di alamat www.sma34jkt.org. Baik siswa maupun tamu lain sama sekali tak diizinkan masuk dan menemui kepala sekolah dan dewan guru hari ini. Kompas.com yang tiba di pagi hari pun diminta menunggu konfirmasi selanjutnya.
Menurut pengamatan, tak satupun siswa atau seseorang yang mengaku orang tua siswa datang ke sekolah. “Belum bisa ditemui mbak. Nanti tunggu informasi berikutnya saja. Hari ini memang tidak menerima tamu itu mbak.” tutur Hadi S, salah seorang petugas keamanan sekolah.

Di Jogjakarta

Sebanyak 23 Persen Peserta UN Yogyakarta Tak Lulus

 Liputan6.com, Yogyakarta: Pelajar kelas tiga sekolah menengah atas akan menerima hasil ujian nasional yang mereka ikuti, Senin (26/4). Di Yogyakarta, sebanyak 23 persen siswa dinyatakan tidak lulus dalam ujian nasional. Mereka yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian nasional ulang.

Jumlah siswa yang tak lulus di Yogyakarta meningkat dibanding tahun lalu yang kelulusannya di atas 90 persen. Yang cukup mencengangkan, yang tak lulus sebagian besar dari jurusan IPS. Kenyataan ini berbeda dengan pendapat selama ini bahkan pelajaran yang sulit justru pelajaran eksakta.
Hasil tidak menggembirakan ini tentu saja membuat sekolah prihatin. Di SMK Piri 1 Yogyakarta, misalnya, lebih dari 50 persen siswanya tidak lulus ujian nasional. Pihak sekolah berjanji meningkatkan kualitas pelajaran menghadapi ujian ulang. Ujian ulang dilaksanakan serentak 10-14 Mei mendatang.


Di Cirebon

98 Persen Siswa SMA di Cirebon Lulus UN

Seputar Indonesia Senin, 26 April 2010 – 05:46 wib

CIREBON - Tingkat kelulusan SMA di Kota Cirebon, Jawa Barat, pada Ujian Nasional (UN) 2010 mencapai 98 persen atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tingkat kelulusan SMA di Kota Cirebon tahun ini 98,40 persen atau naik dari tahun sebelumnya sebesar 98,12 persen. Sedangkan tingkat kelulusan SMK tercatat 96,82 persen atau naik dari tahun sebelumnya yakni 96,02 persen,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengan (Dikmen) Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Anwar Sanusi, Minggu (25/4/2010).
Pengumuman UN, kata Anwar, baru akan dilakukan hari ini. Pihaknya akan mengirim surat ke rumah masing-masing siswa melalui PT Pos. “Selain itu, sejumlah sekolah akan mengumumkan kelulusan siswanya melalui situs sekolah. Pengumuman melalui internet ini baru akan dilakukan pada 26 April pukul 00.00 WIB,” ujar Sanusi.
Dia mengungkapkan, sejumlah siswa berhasil mendapatkan nilai 10 di beberapa bidang studi dalam UN tahun ini, di antaranya Matematika, Fisika, dan Kimia.
“Untuk Matematika ada 131 siswa yang mendapat nilai 10, Fisika 14 siswa, dan Kimia sebanyak tiga siswa,” ungkap Sanusi.
Untuk siswa yang tidak lulus, lanjut Sanusi, bisa mengikuti ujian ulang yang akan diselenggarakan pada 10-14 Mei mendatang. “Mereka yang mengikuti ujian ulang tersebut yaitu SMA untuk bidang IPA sebanyak delapan orang, IPS sebanyak 45 orang dan SMK sebanyak 93 orang,” kata Sanusi.
“Bagi yang lulus saya meminta untuk tidak langsung berhura-hura maupun melakukan konvoi, apalagi tawuran, karena masih banyak yang harus dipersiapkan baik untuk masuk ke perguruan tinggi maupun untuk memasuki dunia kerja,” tandasnya.
(Ibnu/Koran SI/lam)

Di Semarang

SEMARANG – Sebanyak 25.115 siswa peserta Ujian Nasional (UN) SMA/SMK se-Jateng dinyatakan tidak lulus. Mereka merupakan 8,16% dari total peserta UN yang mencapai 307.918 siswa.Kepala Dinas Pendidikan Jateng, Kunto Nugroho mengatakan, hasil dari angka kelulusan dan ketidak lulusan pada UN tingkat SMA/- SMK ini telah dikirimkan ke kabupaten/kota sejak Sabtu (23/4). Karena itu, semua sekolah dipastikan sudah siap menggelar pengumuman kelulusan yang dilakukan pada hari iniRencananya UN ulangan (remidi) digelar 10-14 Mei mendatang. “Saya yakin semuanya sudah siap melaksanakannya. Sedangkan untuk waktu atau jamnya kita serahkan kepada pihak sekolah dengan cara menyesuaikan,” jelasnya kemarin. Sebagai pengecualian, untuk wilayah yang sedang melaksanakan Pilkada, pengumuman kelulusan dilakukan pada siang hari.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jateng, angka ketidaklulusan UN SMA dan MA 2010 sebesar 8,51% ternyata mengalami penurunan dibandingkan dengan persentase ketidak kelulusan 2009 sebesar 4,45% dan tahun 2008 sebesar 7,36%. Demikian pula dengan angka ketidaklulusan UN SMK 2010 sebesar 7,68% ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kelulusan 2009 yang hanya sebesar 5,64%. Namun, meningkat daripada persentase kelulusan 2008 sebesar 8,07%.
Ketua Panitia UN/UASBN Jateng Nurhadi Amiyanto menambahkan, untuk naskah soal yang akan digunakan pada UN ulangan saat ini telah disiapkan.“Yang jelas, untuk siswa yang belum lulus pada UN utama dan susulan tahun ini masih mendapatkan kesempatan untuk lulus pada UN ulangan nanti. Dengan catatan,nilai rata-rata tidak kurang dari 5.50,”bebernya. Sementara itu tingkat ketidaklulusan peserta UN SMA/MA di DIY yang mencapai 23,70% memukul institusi pendidikan di Kota Pelajar.
Kabid Perencanaan dan Standarisasi Disdikpora DIY, Baskoro Aji mengatakan,meski jumlah ketidak lulusan siswa SMA di DIY ini tertinggi se-Jawa, namun DIY juga menduduki tingkat kejujuran tertinggi se-Indonesia.Hal itu didasarkan analisis pola jawaban serta laporan-laporan dari Tim Pengawas Independen (TPI) dan para pengawas.
“Ini patut diapresiasi bahwa kita yang paling jujur penyelenggaraan UN-nya,”ungkapnya. Diketahui, perbandingan angka ketidak lulusan SMA di DIY tahun ini naik tajam dari tahun lalu. Pada 2009 lalu persentase ketidaklulusan hanya 6,06% (1.241 siswa dari 20.385 siswa).Pada penyelenggaraan UN SMA kali ini, persentasenya melonjak menjadi 23,70% (4.623 siswa dari 19.505 siswa).
Sedangkan perbandingan untuk tingkat SMK di 2009 hanya 2,94% (584 siswa dari 19.828 siswa),tahun ini naik menjadi 20,83% (4.614 siswa dari 22.152 siswa).



 

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JSIiysNe

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JNBpubYr

0 komentar:

Bookmark and Share