Senin, April 04, 2011

 
Nama : Malik bin Anas al-Ashbahi, dinisbatkan ke Dzi Ashbah (Sebuah suku di yaman).
Lahir : Di lahirkan pada tahun 93 H.
Wafat : Di madinah tahun 179 H.
Guru-gurunya.
1. Robi’ah bin ‘Abdurrohman
2. Abdurrahman bin harmaz
3. Muhammad bin muslim bin syihab al-Zuhri
4. Abu zinad Abdulloh bin Dzakwan. Dan lain-lain.
Ushul madzhab Imam malik.
1. al-Qur’an.
2. as-Sunnah.
3. Ijma’
4. Pengamalan penduduk madinah.
5. Qiyas.
6. Pendapat shohabat.
7. al-maslahat almursalah.
8. ‘urf (Adat).
9. sadd adz-dzaro’i.
10. Istihsan.
11. Istishhab.
Murid-murid imam malik.
1. Abdulloh bin wahb (Menyertai imam malik selama dua puluh tahun).
2. Abdurrahman Qasim al-Mishri (Menyertai imam malik selama dua puluh tahun).
3. Abu hasan al-Qurtubi.
4. Asad bin furat. Dan lain-lain.
Kodifikasi dan periwayatan Fiqih Imam malik.
Fiqih imam malik dibukukan dan diriwayatkan darinya menurut dua jalur:
1. Kitab-kitab yang di tulis oleh Imam malik sendiri, dan yang paling penting adalah al-Muwatho.
2. Kitab-kitab yang ditulis dan disebarkan oleh murid-muridnya. Sebagian mereka membukukan pendapat dan pekataannya dalam kitab al-Mudawwanah.
Kitab al-Muwatho.
Al-Muwatho adalah kitab yang paling berharga yang ditulis oleh Imam malik. Kitab ini memuat hadits-hadits Rosululloh yang menurutnya shohih. Baik yang bersambung atau mursal sanadnya, fatwa-fatwa, keputusan shohabat, dan pendapat-pendapat tabi’in. Imam malik merangkum, menyusun dan menyeleksi selama empat puluh tahun, dan menyusunnya menurut bab-bab fiqih.
Kitab al-mudawwanah.
Cikal bakal al-mudawwanah dari Asad bin al-Furat yang meminta Abdurrahman bin Qasim untuk memberitahu setiap masalah fiqih dengan pendapat imam malik. Asab bin al-furat mengumpulkan jawaban-jawaban Ibnu Qasim dalam kitab-kitabnya yang dinamainya “Al-Asadiyyah”. Kemudian ia membawanya ke Qairawan setelah meninggalkan naskah salinannya di mesir. Di Qairawan, kitab ini diriwayatkan oleh sahnun (Abdussalam bin sa’id al-Tunakhi), ia telah mendengar dari Ibnu Qasim, Ibnu Wahb dan Asyhab. Lalu ia membawa kitab tersebut kepada Ibnu qasim dan mengajukannya. Lalu ibnu Qasim menyuntingnya dan membuang bagian yang diragukan kepastiannya dari Imam malik. Juga membuang bagian yang dipercayai bahwa Ibnu Qasim mengemukakannya berdasarkan ro’yu dan ijtihadnya dalam perspektif dasar-dasar imam malik atau Qiyas terhadap pendapat imam malik yang autentik. Lalu Sahnun membukukan apa yang didengarnya dari Ibnu Qasim dan menamainya dengan “al-Mudawwanah” dan menambahkan perbedaan pendapat antara Imam malik dengan tokoh-tokoh pengikutnya, serta menambahkan hadits dan atsar pada bab-babnya. Jadi, al-Mudawwanah ini mencakup pendapat dan perkataan Imam malik sebagaimana yang didengar oleh muridnya, Ibnu Qasim dari Imam malik.

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JSIiysNe

Artikel yang Berhubungan



Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/02/cara-membuat-widget-artikel-yang.html#ixzz1JNBpubYr

0 komentar:

Bookmark and Share