Selasa, April 19, 2011

Bilangan Angka Romawi



A. Mengenal Bilangan Romawi
Secara umum, bilangan Romawi terdiri dari 7 angka (dilambangkan dengan huruf) sebagai berikut:

I melambangkan bilangan 1
V melambangkan bilangan 5
X melambangkan bilangan 10
L melambangkan bilangan 50

C melambangkan bilangan 100
D melambangkan bilangan 500
M melambangkan bilangan 1000


Untuk bilangan-bilangan yang lain, dilambangkan oleh perpaduan (campuran) dan ketujuh lambang bilangan tersebut.


B. Menulis Bilangan Romawi

#Hanya boleh berurutan 3 lambang bilangan yang sama.
Contoh: 3 ditulis III, 30 ditulis XXX, angka 4 tidak boleh ditulis IIII tetapi IV.
#Ketentuan penulisan lambang bilangan romawi:
-Apabila angka di sebelah kanan kurang atau sama dengan angka yang di sebelah kiri artinya lambang bilangan itu dijumlahkan.
Contoh:
II artinya 1 + 1 = 2
VI artinya 5 + 1 = 6
VII artinya 5 + 1 + 1 = 7
III artinya 1 + 1 + 1 = 3
XI artinya 10 + 1 = 11
XV artinya 10 + 5 = 15

-Apabila angka disebelah kiri kurang dari angka di sebelah kiri kurang dari angka di sebelah kanan bilangan itu dikurangi.
Contoh:
IV artinya 5 – 1 = 4
XL artinya 50 – 10 = 40
IX artinya 10 – 1 = 9

Penulisan lambang bilangan Romawi hanya boleh sebanyak 3 kali berturut-turut.
Contoh:
III = 3 selanjutnya 4 = IV
XLIII = 43 selanjutnya 44 = XLIV
XXX = 30 selanjutnya 40 = XL
XVIII = 18 selanjutnya 20 = XX
XIII = 13 selanjutnya 14 = XIV
XXVIII = 28 selanjutnya 39 = XXXIX
XXIII = 23 selanjutnya 24 = XXIV
C. Menyatakan Bilangan Cacah Sebagai Bilangan Romawi dan Sebaliknya
Contoh:
- Bilangan cacah 8 bilangan Romawinya VIII
- Bilangan cacah 9 bilangan Romawinya IX
- Bilangan cacah 15 bilangan Romawinya XV
- Bilangan cacah 42 bilangan Romawinya XLII
- Bilangan cacah 26 bilangan Romawinya XXVI

D. Menggunakan Bilangan Romawi Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Contoh:
1. Adi mempunyai 80 kelereng, kemudian diberikan kepada adiknya sebanyak 24 buah. Berapa jumlah kelereng Adi sekarang? (tulis dengan lambang bilangan Romawi)
Jawab:
Kalimat matematikanya adalah 80 – 24 = 56
Lambang bilangan Romawi dari 56 adalah LVI
2. 1.496 = 1.000 + 400 + 90 + 6
= 1.000 + (500 – 100) + (100 – 10) + (5 + 1)
= M + CD + XC + VI
= MCDXCVI
Jadi, lambang bilangan Romawi 1.496 adalah MCDXCVI

Baca Selengkapnya......

 
Awal manusia mengenal alat transportasi modern, setelah ditemukannya roda. Dahulu kala, binatanglah yang dijadikan manusia sebagai kendaraannya, seperti : kuda, gajah, sapi, unta, dan lain-lain. Digunakannya roda dalam menciptakan alat transportasi, hal inilah yang merupakan lompatan yang cukup jauh selanjutnya.

Sejarah asal muasal sepeda, bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda seperti batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu.


Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.

Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman, berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi, hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan.


Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.

Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada.


James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle), sedang roda belakangnya sangat kecil.

Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.


Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya.

Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley, menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.


Namun, penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire).

Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.


Sepeda Onthell Di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

http://www.iklanmax.com/gambar/20101018/327653/sepeda-onthel-aksesories-onthel-dan-koleksi-antik-0.jpg


Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.

Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang, dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.

Baca Selengkapnya......

Senin, April 04, 2011

Periode ini dimulai dari awal-awal abad kedua hijriyah dan berlanjut hingga pertengahan abad keempat hijriyah. Fiqih dimasa ini mengalami perkembangan pesat dan mengagumkan. Mengalami kematangan secara sempurna. Dan memberikan hasil yang baik bagi ummat islam dan juga Negara islam.
Pada periode ini muncul tokoh-tokoh ulama fiqih. Para mujtahid besar muncul di masa ini dan mendirikan madzhab fiqih yang sebagian besarnya masih bertahan hingga kini.

Pada periode ini pula fiqih dikodifikasi. Kaidah-kaidahnya ditetapkan. Kajian-kajiannya yang berserakan dikumpulkan. Dan berbagai buku yang membahas masalah-masalah fiqih dirangkum. Sebagaimana fiqih, dikodifikasi pula as-Sunnah secara lengkap disertai penjelasan mengenai status shohih atau dho’if dari setiap hadits yang ada.
Periode ini disebut dengan sebutan yang bermacam-macam. Mencerminkan keistimewaan periode ini dan mengungkapkan kondisi fiqih yang ada. Periode ini disebut dengan masa keemasan fiqih, masa kecemerlangan fiqih, masa kodifikasi fiqih atau juga di sebut dengan masa para mujtahid.

SEBAB KECEMERLANGAN FIQIH PADA PERIODE INI:
1. Perhatian para kholifah “Abbasiyah terhadap fiqih dan Fuqoha.
2. Meluasnya Negara islam.
3. Lahirnya mujtahid-mujtahid besar yang memiliki kemampuan fiqih yang mendalam.
4. Kodifikasi as-Sunnah dan telah diidentifikasi antara yang shohih dan dho’if sehingga memudahkan Fuqoha dalam menggali hukum-hukum syar’i.
LAHIRNYA MADZHAB-MADZHAB FIQIH
Pada periode ini lahir madzhab-madzhab islami dengan cirri khas dan orientasi masing-masing. Setiap madzhab memiliki banyak pengikut yang mengajarkan pendapat-pendapatnya dan menerapkan manhajnya.
Dalam setiap madzhab disusun sejumlah kitab fiqih. Kitab-kitab tersebut menjadi dasar bagi kitab-kitab fiqih sesudahnya. Para Fuqoha dari berbagai madzhab merumuskan dasar-dasar istinbath dan kaidah-kaidah penyimpulan hukum. Misalnya Imam as-Syafi’i menulis kitab ar-Risalah.

Baca Selengkapnya......

 
Nama : Nu’man bin tsabit alkufi (tempat kelahiran) al-farisi (keturunan).
Lahir : Tahun 80 Hijriayyah
Wafat : Wafat di Baghdad pada tahun 159 Hijriyah.
Guru-gurunya:
1. Hammad bin abu sulaiman.
2. Zainal abidin.
3. Ja’far ash-Shodiq.
4. Abu Muhammad an-Nafs azakiyyah (Abdulloh bin hasan). Dan lain-lain
Imam Abu hanifah adalah pemimpin ahli ro’yu.
Madrosah kufah dikenal dengan ro’yu-nya. Ia mencapai puncak kemasyurannya dalam masalah ro’yu dan qiyas di masa Abu hanifah hingga ia dianggap sebagai pembawa panji ro’yu dan qiyas. Ia juga memperbanyak fiqih taqdiri (asumtif atau pengiraan). Imam Abu hanifah dikenal dengan imamul qiyasain dan pemimpin fiqih taqdiri.
Imam Abu hanifah dan hadits.
Imam Abu hanifah lebih dikenal dengan imam ahli ro’yu dan fiqih taqdiri sehingga seakan-akan ia tidak memperhatikan hadits. Padahal beliau juga sangat memperhatikan hadits Rosululloh sholallohu alaihi wassalam. Banyak hadits dan atsar yang diriwayatkan darinya. Jika dibandingkan dengan imam-imam lain, memang Abu hanifah adalah imam yang paling sedikit meriwayatkan hadits, dikarenakan ia menetapkan syarat yang sangat ketat untuk menilai keshohihan suatu hadits karena menimbang banyaknya pemalsuan hadits di iraq.
Metode pengajaran Abu hanifah.
1. Berdiskusi seputar masalah-masalah fiqih dengan muridnya.
2. Madzhab Imam Abu hanifah bersifat kolektif yang bersandar pada prinsip syuro.
3.Mendidik murid-muridnya untuk menganalisa dan mengkaji sehingga kemampuan ijtihad muridnya tumbuh semenjak mereka masih berada dalam tahap belajar.
Ushul (dasar-dasar) madzhab Abu hanifah.
1. Merujuk pada al-Qur’an.
2. Berpegang teguh pada sunnah Rosululloh sholallohu alaihi wassalam.
3. Ijma’.
4. Jika tidak ada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah maka ia berpegang pada Ucapan shohabat.
5. Ijtihad (mencakup qiyas dan istihsan).
Murid-murid Imam abu hanifah.
Murid-murid Abu hanifah sangat banyak sekali. Tetapi yang termasyhur adalah:
1. Abu Yusuf.
2. Muhammad bin Hasan asy-syaibani.
3. Zufar bin hudzail.
4. Hasan bin zayyad al-Lu’lu’i.
Kodifikasi fiqih madzhab hanafi.
Imam Abu hanifah tidak membukukan fiqihnya. Murid-murid beliaulah yang meriwayatkan pendapat-pendapat Abu hanifah, seperti Abu yusuf dan Muhammad bin hasan. Diantara karya Abu yusuf adalah al-Kharaj, Ikhtilaf Abu hanifah dengan Muhammad bin ‘Abdurrahman dan juga al-Washaya dan lainnya. Sedangkan karya Imam Muhammad bin hasan asy-syaibani ialah al-Mabsuth, az-Ziyadat, aljami al-Kabir, aljami ash-Shogir, al-Atsar dan lainnya. Ulama-ulama madzhab hanafi setelah mereka menekuni fiqih madzhab hanafi dengan cara men-syarh, mengomentari atau meringkas buku-buku ulama pertama mereka.
Wilayah tersebarnya madzhab hanafi.
Madzhab hanafi menyebar di iraq, Pakistan, kawasan-kawasan islam di rusia, cina dan mesir.

Baca Selengkapnya......

 
Nama : Malik bin Anas al-Ashbahi, dinisbatkan ke Dzi Ashbah (Sebuah suku di yaman).
Lahir : Di lahirkan pada tahun 93 H.
Wafat : Di madinah tahun 179 H.
Guru-gurunya.
1. Robi’ah bin ‘Abdurrohman
2. Abdurrahman bin harmaz
3. Muhammad bin muslim bin syihab al-Zuhri
4. Abu zinad Abdulloh bin Dzakwan. Dan lain-lain.
Ushul madzhab Imam malik.
1. al-Qur’an.
2. as-Sunnah.
3. Ijma’
4. Pengamalan penduduk madinah.
5. Qiyas.
6. Pendapat shohabat.
7. al-maslahat almursalah.
8. ‘urf (Adat).
9. sadd adz-dzaro’i.
10. Istihsan.
11. Istishhab.
Murid-murid imam malik.
1. Abdulloh bin wahb (Menyertai imam malik selama dua puluh tahun).
2. Abdurrahman Qasim al-Mishri (Menyertai imam malik selama dua puluh tahun).
3. Abu hasan al-Qurtubi.
4. Asad bin furat. Dan lain-lain.
Kodifikasi dan periwayatan Fiqih Imam malik.
Fiqih imam malik dibukukan dan diriwayatkan darinya menurut dua jalur:
1. Kitab-kitab yang di tulis oleh Imam malik sendiri, dan yang paling penting adalah al-Muwatho.
2. Kitab-kitab yang ditulis dan disebarkan oleh murid-muridnya. Sebagian mereka membukukan pendapat dan pekataannya dalam kitab al-Mudawwanah.
Kitab al-Muwatho.
Al-Muwatho adalah kitab yang paling berharga yang ditulis oleh Imam malik. Kitab ini memuat hadits-hadits Rosululloh yang menurutnya shohih. Baik yang bersambung atau mursal sanadnya, fatwa-fatwa, keputusan shohabat, dan pendapat-pendapat tabi’in. Imam malik merangkum, menyusun dan menyeleksi selama empat puluh tahun, dan menyusunnya menurut bab-bab fiqih.
Kitab al-mudawwanah.
Cikal bakal al-mudawwanah dari Asad bin al-Furat yang meminta Abdurrahman bin Qasim untuk memberitahu setiap masalah fiqih dengan pendapat imam malik. Asab bin al-furat mengumpulkan jawaban-jawaban Ibnu Qasim dalam kitab-kitabnya yang dinamainya “Al-Asadiyyah”. Kemudian ia membawanya ke Qairawan setelah meninggalkan naskah salinannya di mesir. Di Qairawan, kitab ini diriwayatkan oleh sahnun (Abdussalam bin sa’id al-Tunakhi), ia telah mendengar dari Ibnu Qasim, Ibnu Wahb dan Asyhab. Lalu ia membawa kitab tersebut kepada Ibnu qasim dan mengajukannya. Lalu ibnu Qasim menyuntingnya dan membuang bagian yang diragukan kepastiannya dari Imam malik. Juga membuang bagian yang dipercayai bahwa Ibnu Qasim mengemukakannya berdasarkan ro’yu dan ijtihadnya dalam perspektif dasar-dasar imam malik atau Qiyas terhadap pendapat imam malik yang autentik. Lalu Sahnun membukukan apa yang didengarnya dari Ibnu Qasim dan menamainya dengan “al-Mudawwanah” dan menambahkan perbedaan pendapat antara Imam malik dengan tokoh-tokoh pengikutnya, serta menambahkan hadits dan atsar pada bab-babnya. Jadi, al-Mudawwanah ini mencakup pendapat dan perkataan Imam malik sebagaimana yang didengar oleh muridnya, Ibnu Qasim dari Imam malik.

Baca Selengkapnya......

 
Nama : Abu abdillah Ahmad bin hanbal bin hilal asy-Syaibani.
Lahir : Lahir di baghdad pada tahun 164 H.
Wafat : Wafat di Baghdad pada tahun 241 H.
Beliau di juluki dengan imam ahlussunnah wal jama’ah karena beliu salah satu imam yang berpegang teguh disaat menghadapi fitnah aqidah yaitu tentang kholqul qur’an. beliau tetap mengakatan bahwa al-Qur’an adalah kalamulloh.
Ushul madzhab Ahmad bin hanbal.
1. al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. Fatwa shohabat yang tidak diketahui ada shohabat lain yang menentangnya. Ahmad bin hanbal mengambilnya sebagai hujjah dan tidak menamakannya sebagai ijma’.
3. Jika shohabat berselisih pendapat, ia memilih pendapat yang lebih mendekati al-Qur’an dan as-Sunnah.
4. Berpegang pada hadits mursal dan hadits dho’if jika tidak mendapati dalil lain yang menolaknya. Ini lebih diunggulkan daripada qiyas jika tidak ada nash, atsar, ucapan shohabat atau ijma’ yang bertentangan dengan hadits dhoif.
5. Qiyas yang merupakan dasar (ushul) terakhir baginya dan dipergunakannya karena darurot jika tidak didapati nash dalam al-Qur’an, as-Sunnah, fatwa shohabat, hadits mursal atau hadits dho’if.
Kodifikasi dan periwayatan fiqihnya.
Imam Ahmad bin hanbal tidak menulis madzhabnya. Ia tidak suka pendapat dan fatwanya ditulis. Perhatiannya tertuju pada pengumpulan Sunnah dan kodifikasinya. Namun. Para pengikutnya mengumpulkan banyak pendapat dan fatwanya dan menyusunnya menurut bab-bab fiqih. Diantara pengikutnya yang menulis pendapat-pendapat Imam ahmad adalah Ahmad bin Muhammad bin harun abu bakar al-Khalal dalam kitabnya “aljami” dan juga abu al-Qasim Umar bin Abu Ali al-Husain alkharqi dalam kitabnya yang masyhur “al-Mukhtashar” dan Ibnu Qudamah al-Maqdisi men-syarh-nya dalam kitab al-Mughni.

Baca Selengkapnya......

Nama : Abu abdillah Muhammad bin idris asy-syafi’i.
Lahir : Dilahirkan di gazza pada tahun 150 H.
Wafat : Waffat di mesir tahun 204 H.
Guru-gurunya:
1. Muslim bin kholid az-zandi (mufti makkah).
2. Imam malik bin anas.
3. Muhammad bin Hasan asy-syaibani.
4. Ummar bin Abu salmah.
Ushul madzhab imam asy-Syafi’i
1. al-Qur’an.
2. as-Sunnah.
3. Ijma’.
4. Pendapat shohabat yang terdekat maknanya kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.
5. Jika tidak melihat adanya kedekatan ini, maka ia berpegang pada ucapan khulafa ar-Arosyidin.
6. Qiyas.
Imam as-Syafi’i mengingkari argumentasi/ istidlal dengan istihsan, maslahah al-mursalah dan perbuatan penduduk madinah.
Murid-muridnya.
1. Hasan bin Muhammad (dikenal dengan al-za’farani).
2. Abu ‘Ali al-husain bin ‘ali (dikenal dengan al-karabisi).
3. Isma’il bin yahya al-muzni (Murid yang paling cerdas dan selalu menyertai imam as-Syafi’i sejak kedatangannya ke mesir hingga wafat).
4. Abu ya’qub Yusuf bin yahya al-buwathi. Dan lain-lain
Kodifikasi dan periwayatan fiqih Imam asy-Syafii.
Pertama: Kitab-kitab yang ditulis langsung oleh imam asy-Syafii seperti “ar-Risalah” yaitu kitab pertama ushul fiqih dan juga “al-Umm” yaitu kitab fiqih yang besar dan dengan gaya bahasa sempurna, menjelaskan pendapat-pendapat disertai dalil-dalil dan diskusi pendapat ulama fiqih lain dengan gaya ilmiyah yang kental. Kitab ini diriwayatkan muridnya ar-rabi’ bin sulaiman al-Maradi.
Kedua: Kitab-kitab yang ditulis oleh murid-muridnya yang banyak sekali jumlahnya, baik dari mesir atau dari iraq.

Baca Selengkapnya......
Bookmark and Share