Fotografi
Makro
Fotografi makro adalah
salah satu
kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau
bisa
dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.
Pembesaran tersebut
bisa dilakukan
dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu
dengan menggunakan lensa tele. dan harus tetap
mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur
komposisi, POI dan keseimbangan.
Benda-benda yang dapat
di makro
adalah:
Ø Benda
mati/diam
Seperti:
sendok/garpu,perhiasan,
uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir
dll.
Ø Makhluk
hidup
Seperti
:
serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll
Alat bantu untuk fotografi makro:
* Kamera
Saku/Prosumer
Dengan kamera
saku/prosumer pun
kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang
hinggap
di bunga untuk menghisap madunya. Karena
saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan
fotografi
makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional.
Hampir
semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro
(biasanya
ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita
memotret
dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.
Saat ini sudah
tersedia
filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan
lensanya untuk
fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan
pembesaran
yang lebih .
* Kamera
SLR (Single Lens Reflex) baik analog
maupun digital.
Semua kamera SLRDSLR
kini sudah memiliki
fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang
berbeda-beda ,
dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda
tergantung
jenis lensa yang kita gunakan.
Untuk lensa khusus
makro biasanya
jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan
lensa
tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya
lebih
dari 1 meter dari object.
Sekarang telah banyak
tersedia
alat tambahan berupa filter close up,filter Lup/Raynox dan reverse lens
(sebuah
lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak
antara
object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih
dari
1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang
diantara
lensa dan odi kamera.
Pembagian
fotografi
makro menggunakan kamera SLR/DSLR
Umum:
- Menggunakan lensa khusus makro atau lensa zoom yang bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
- Menggunakan lensa tele atau lensa normal plus tele converter..
Untuk lebih jelasnya
maka lensa2
dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:
# Lensa
Makro Normal : 50mm
# Lensa
Makro Mid tele : 90-105mm
# Lensa
Makro Tele : 150-180mm
Ekstrem:
- Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
- Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
- Memakai filter yang seperti sifatnya sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
- Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan selama pemotretan makro adalah:
- Lighting
(sumber cahaya)
Dibagi
dalam 2 :
#
Natural
lighting/cahaya alam/Matahari/available light
#
Artifisial
lighting (Flash dan lampu studio)
- Depth Of
Field
(DoF)
Karena
semakin
dekat jarak antara titik focus kamera dengan object maka akan semakin
tipis/sempit
DoFnya, ini dapat kita control dengan mengatur bukaan diafraga dari
lensa nya.
Tentunya kita tak akan menghasilkan foto kupu2 yang hanya tajam dibagian
mata
saja sementara keindahan dari warna sayapnya menjadi blur.
Jadi
jikalau
kita ingin mendapatkan DoF yang lebih lebar, tetapi jarak antara lensa
dengan
objectnya ingin lebih dekat, maka bukaan difragma haruslah di set
semakin kecil
nilainya (biasanya antara f/5.6 bisa sampai f/16).
Faktor
yang
mempengaruhi DoF adalah :
- Panjang Lensa :makin panjang lensa makin tipis DOF yang akan dihasilkan
- Jarak focus : Makin dekat jarak focus suatu object dari lensa, makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
- Diafragma: Makin besar bukaan lensa (f/2.8) makin tipis DoF yang akan dihasilkan.
Jadi
kesimpulannya,
DoF yang dihasilkan adalah kombinasi dari ke 3 variabel tsb.
Pada
fotografi
makro, DoF yang akan dihasilkan relative sangatlah tipis
(kebalikan dari pemotretan landscape).
- Fokus
#
Manual fokus
Focusing
pada
fotografi makro tidaklah sulit apabila kita lakukan pada benda
mati/diam. Tapi
akan sangatlah sulit jikalau kita melakukannya pada benda yang bergerak
seperti
serangga yang selalu beterbangan.
Walaupun
kini
semua lensa sudah dilengkapi dengan fitur auto focus, tapi tidaklah
semuanya
memiliki kecepatan seperti yang kita harapkan dalam mengikuti object
yang
bergerak tersebut, jadi manual focusing sangatlah dibutuhkan dalam hal
ini.
Setelah
cukup
terbiasa mendapatkan fokuc yang baik, barulah mencoba mengatur komposisi
yang
bagus.
- Komposisi
Hanya
dengan
sering berlatih dan berlatihlah maka akan didapat komposisi yang bagus
dan
kreatifitas seorang fotografer sangatlah berperan sekali dalam
menentukan
komposisi antara foreground, background yang mendukung object (POI-Point
of
Interest) dengan DOF yang pas.
- Lokasi
Didalam
ruangan
biasanya menggunakan lampu tambahan seperti flash, ringflash, atau
bahkan lampu
studio.
#
Outdoor
Diluar
ruangan
kita selalu memanfaatkan cahaya matahari sebagai available lightingnya.
Biasanya saat yang tepat untuk memotret makro adalah di pagi hari sampai
jam 9
pagi, atau di sore hari jam 3-5 sore.
- Tripod
atau
handheld
Untuk
jelasnya
apabila shutter speed kita dibawah/lebih rendah/kecil dari 1/FL(Focal
length)
lensa yang dipergunakan maka sebaiknya pergunakanlah tripod/monopod.
Contohnya
kita memakai lensa yang 100mm, maka apabila shutter speed yang didapat
di
kamera 1/60 sebaiknya memakai tripod/monopod agar /object moment yang
akan kita
abadikan tidak menjadi blur.
Penggunaan
tripod
sangat membantu dalam pengambilan foto makro terutama disaat
cuaca/matahari tidak sedang terik .
Monopod
lebih
flexible terutama dalam pengambilan foto makro serangga.
- Mood dan
kesabaran
Makro
fotografi
sangatlah menuntut kesabaran yang sangat tinggi dalam memotret sebuah
bunga
mawar apalagi seekor kupu2/lebah yang sedang sibuk menghisap madu di
bunga.
Ingatlah,
focus,
eksposure dan komposisi dari object yang akan kita lukis di kamera
apakah sudah
seperti yang akan kita abadikan sesuai dengan mood nya.
- Moment dan
keberuntungan
Moment
tidaklah
sesulit seperti yang kita bayangkan, kita bisa mempelajari waktu,
kebiasaan dan tempat dari setiap serangga
keluar (pada umumnya pagi). Atau saat yang tepat/terbaik kapan sebuah
bunga
mawar akan mekar.
Kadang
kala
factor keberuntungan lah yang mempertemukan fotografer dengan objectnya.
Tapi
janganlah
lupa, jikalau kita tidak mendapatkan object baik dan menarik lantas
tidak mau
berusaha mengulanginya esok harinya.
Karena
kunci
dari fotografi makro adalah teerus berlatih dan terus berusaha
semaksimal
mungkin.
Beberapa
tips & trik makro fotografi serangga dan bunga.
# Pelajari
/baca wajah daripada object:
Pada
saat
memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah
momen
saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.
Bila
memotret
bunga, perhatikan dan carilah sisi
terbaik dari penampilan bunga tsb. Apakah harus mengambil angle secara
keseluruhan,
atau hanya diperlukan bagian kecil seperti putik atau benang sarinya.
Bereksperimenlah
dengan
berbagai arah dan anglenya.
# Background
yang bersih:
Usahakan
semaksimalnya
BG/background itu
bersih/simple yang mendukung POInya. Kalaupun ingin mendapatkan BG hitam
(warna
lain) bisa disiasati dengan menggunakan kain berwarna sebagai BGnya.
# Hindari
Angin:
Memotret
makro
pada saat angin bertiup adalah hal yang sia2, karena kita akan
mendapatkan
hasil yang blur, bisa juga disiasati dengan mengatur shutter speed yang
cepat,
tapi sebisa mungkin hindarilah memotret makro disaat angin sedang
bertiup
sehingga akan membuat goyangan pada objectnya.
# Sabar
menunggu momen yang tepat:
Pada
saat
berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga
segala
tidak menarik perhatian serangga tsb.
Apabila
kita
akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga
tsb
melarikan diri meninggalkan kita.
Dan
apabila
memotret serangga yang menempel pada
bunga, cari posisi yang tepat pada saat dia sedang menghisap madu atau
pada
saat dia keluar dari bunga adalah moment yang sangat bagus untuk
diabadikan.
# Tahan
napas saat menekan shutter kamera.
Membuat
posisi
spt segitiga antara lengan dan siku yang ditempel kedada kita akan
memperkokoh
pegangan kamera, ditambah dengan menahan napas sesaat pada waktu menekan
shutter kamera akan mengurangi kemungkinan kamera shake dan bisa
menghindari
hasil foto yang blur/shake.
# Tambahan
cahaya:
Walaupun
cahaya
tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan
menggunakan
diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya
dan
tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.
Hindari
direct
flash ,atau tambahkan difusser pada flash, atau gunakan tekhnik
bouncing
untuk mendapatkan dimensi dari object .
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Posting Komentar