Tema-Tema Dalam Al-Qur’an
8.1 Amsal (perumpamaan) dalam Al-Qur’an
Menurut Ibnu Qayyim, Amtsalul Qur’an adalah penyerupaan sesuatu
dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya dan mendekatkan sesuatu yang
abstrak dengan yang kongkrit.
Macam-macam Amtsal (perumpamaan) dalam Al-Qur’an :
1. Amtsal Musarrahah, ditunjukkan dengan lafazh pemisalan atau
sesuatu yang menunjukkan tasbih.
Contohnya : QS Al-Baqarah [2] : 17-20 :
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka
setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya
(yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak
dapat melihat. Mereka ini bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti orang-orang yang ditimpa
hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat. ….
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”
2. Amtsal Kaminah, yaitu tidak ditunjukkan dengan lafazh permisalan.
Contohnya : QS Al-Baqarah [2] : 68 :
“Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, pertengahan dari itu “
3. Amtsal Mursalah, kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan
lafazh tasbih secara jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai
permisalan.
Contoh : QS [11] : 81 :
“Bukankah subuh itu sudah dekat” sebagai perumpamaan waktu yang udah
dekat.
Kitab yang khusus membahas Amtsalul Qur’an diantaranya Amtsal
Al-Qur’an karangan Ibnu Qayyim Jauziah.
8.2. Qasam (sumpah) dalam Al-Qur’an
Bentuk sumpah ada dua, yaitu :
1. Qasam Zahir, yaitu disebutkan kata sumpah, contohnya QS [75] : 1-2
:
“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali (dirinya sendiri)”
2. Qasam Mudhmar, yaitu tidak disebutkan kata sumpah didalamnya,
contohnya QS [3] : 186 :
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan dirimu”
8.3. Jadal (perdebatan) dalam Al-Qur’an
Bentuk dan tujuan perdebatan dalam Al-Qur’an :
1. Membungkam lawan, contoh pada QS at-Tur [52] : 35-43 :
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang
menciptakan (diri mereka sendiri ) ?. Ataukah mereka telah menciptakan
langit dan bumi itu ? Ataukah disisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu
ataukah mereka yang berkuasa ? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke
langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang ghaib) ? Maka
hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu
keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk
kamu anak-anak laki-laki ? Ataukah kamu meninta upah kepada mereka
sehingga mereka dibebani dengan utang ? Apakah ada pada sisi mereka
pengetahuan tentangnya yang lalu mereka menuliskannya ? Ataukah mereka
hendak melakukan tipu daya ? Maka orang-orang kafir itu merekalah yang
kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah ? Mahasuci
Allah dari apa yang mereka sebutkan”.
2. Mengambil dalil penciptaan awal untuk argumen hari kebangkitan,
contohnya pada QS at-Tarik [86] : 5-8 :
“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah ia diciptakan ? Ia
diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi
laki-laki dan tulang dada perempuan. Sesungguhnya Allah benar-benar
berkuasa mengembalikannya (menghidupkan sesudah mati)”
3. Membatalkan pendapat lawan dengan bukti kebenaran kebalikannya.
Contohnya pada QS al-An’am [6] : 91 :
“Katakanlah siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh
Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu
lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkans
ebagiannya dan kamu sembunyikan sebagian besarnya; padahal telah
diajarkan kepada kamu apa yang kamu dan bapk-bapak kamu tidak
mengetahuinya ? Katakan lah : Allah-lah (yang menurunkannya), kemudian
(sesudah kamu menyampaikan Al-Qur’an kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain-main dalam kesesatannya”
4. Menerangkan bahwa sesuatu itu bukanlah alasan hukum, contoh pada
QS Al-An’am [6] : 143-144 :
“Delapan binatang yang berpasangan,sepasang dari domba dan sepasang
dari kambing. Katakanlah : ‘Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah
ataukah dua betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya ?
Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang
orang-orang yang benar. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu.
Katakanlah : ‘Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua betina,
ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya ?’ Apakah kamu
menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu ? Maka siapakah yang
lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah
untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ? Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”
5. Mematahkan hujjah lawan, contohnya pada QS Al-An’am [6] : 100-101 :
“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi
Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu dan mereka
berbohong (dengan mengatakan) : bahwasanya Allah mempunyai anak lai-laki
dan perempuan, tanpa berdasar ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan
Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dia pencipta langit dan
bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri ?
Dia menjadikan segala sesuatu dan Dia mengetahui segala sesuatu”.
8.4. Qishosh (Kisah) dalam Al-Qur’an
Macam-macam kisah dalam Al-Qur’an :
1. Kisah Nabi-Nabi terdahulu, seperti Nabi Nuh, Hud, Ibrahim, Musa,
Yusuf, dsb.
2. Kisah person tertentu, seperti Lukman, Dzulqarnain, Ashabul Kahfi,
Maryam, dll.
3. Kisah peristiwa-peristiwa, seperti perang badar, perang uhud,
perang ahzab, dsb.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Posting Komentar